Selasa, 01 Januari 2013

Tugu Yogyakarta Makin Mewah Dengan Emas

Tugu Yogyakarta Makin Mewah Dengan Emas

Setelah lama tertutup dari publik karena proses revitalisasi, kini wajah baru tugu Yogyakarta sudah terlihat publik karena tutup yang digunakan untuk menutupi saat revitalisasi sudah dibuka buka kembali. Namun, satu hal yang tak banyak diketahui masyarakat adalah penggantian muncak yang telah berusia 123 tahun. Uniknya muncak yang berbentuk ulir meruncing dengan tinggi 1,5 meter ini dipaku menggunakan paku emas berkadar 22 karat seberat tujuh gram. Benar sekali, ada emas di Tugu Yogyakarta. "Sebelum muncak dipasangkan di puncak tugu, terlebih dahulu akan diserahkan kepada Sri Sultan HB X. Rencananya muncak akan dipasang pada Rabu (14/11/2012)," ujar Kepala Bidang Sejarah Purbakala dan Museum Dinas Kebudayaan DIY, Nursatwika. wajah baru tugu yogyakarta Ia membenarkan muncak yang lama telah mengalami kerusakan akibat faktor usia. Sehingga harus dilakukan penggantian dengan bentuk serta ukuran yang sama saat pertama kali dibangun pada tahun 1889. Sedangkan muncak lama akan disimpan menjadi koleksi museum Keraton. Revitalisasi tugu tahap pertama ini awalnya ditargetkan akan selesai pada 15 November mendatang. Namun, karena pemasangan batu candi di empat penjuru jalan hanya diizinkan dilakukan di malam hari, maka penyelesaian pekerjaan akan molor tiga hari. Sehingga wajah baru Tugu Pal Putih baru akan bisa dinikmati oleh masyarakat pada 18 November 2012. Menghabiskan biaya sekitar Rp 800 miliar, diharapkan landmark utama Kota Yogyakarta yang juga merupakan garis imajiner antara Merapi, Keraton dan Pantai Selatan ini mampu menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Sekaligus mampu menjaga konstruksi serta pondasi dari sentuhan langsung wisawatan yang kerap menjadikannya lokasi untuk berfoto. "Pengunjung hanya bisa mendekat maksimal dua meter dari tugu. Kami membangun pedistrian di sisi luar buffer space sebagai tempat berdiri masyarakat yang ingin berfoto dengan latar belakang tugu," papar Nursatwika. Puncak tugu berupa ulir tersebut tidak ada filosofi khusus secara tertulis, hanya sangat mirip dengan tanduk Unicorn. Tugu yang semula berbentuk golong gilig (bulat dan kotak) diganti menjadi ulir. Menurut Gusti Yudha, yang mengganti konsep puncak Tugu menjadi Ulir tersebut adalah Belanda. “Bentuk tugu seperti ini sebenarnya mudah ditemukan di Eropa,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar